Acehvoice.net – Rapat pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBA) 2024 antara Badan Anggaran (Banggar) DPR Aceh dengan Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA) ricuh.
Kepala Bappeda Aceh Teuku Ahmad Dadek disebut terluka terkena serpihan pecahan piring yang dilempar. Informasi diperoleh detikSumut dari seorang anggota Banggar, rapat tersebut berlangsung tertutup di Ruang Banggar DPR Aceh, Selasa (12/12/2023) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Dalam rapat itu, anggota Banggar awalnya mempertanyakan penggunaan dan alokasi dana otonomi khusus (Otsus) ke Dadek.Namun kepala Bappeda yang juga tim TAPA itu disebut memberikan jawaban yang tidak memuaskan. Dadek disebut mengaku akan memberikan jawaban setelah berkomunikasi dengan kepala dinas terkait.
Beberapa anggota dewan menganggap Dadek tidak dapat memberikan jawaban sehingga ada yang memukul meja. Situasi memanas setelah ada yang memukul meja beberapa kali.
Kemudian tiba-tiba ada anggota dewan yang disebutnya melempar piring buah ke dinding. Pecahan piring itu lalu mengenai kepala Dadek hingga terluka.”Pak Dadek langsung keluar ruangan dan rapat berhenti,” kata anggota dewan tersebut.
Rapat itu disebut akan dilanjutkan hari ini dengan agenda yang sama. Rapat disebut akan diikuti Banggar, TAPA serta kepala dinas.
“Agenda hari ini masih seputar rapat dengan TAPA dan SKPA terkait dengan penggunaan dan alokasi dana Otsus,” ujarnyaJuru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA membenarkan Kepala Bappeda mengalami luka akibat terkena pecahan piring.
Dia menyayangkan terjadinya kekerasan dalam rapat tersebut.”Kami perlu mengingatkan agar dewan menghindari kekerasan terhadap tim TAPA dalam pembahasan anggaran,” kata MTA saat dimintai konfirmasi detikSumut.Menurutnya, anggota DPR Aceh harus paham tentang hak imunitas yang dimiliki selaku anggota dewan. Hak itu disebut tidak berlaku pada kejahatan terhadap badan dan nyawa.”Hak imunitas hanya sebatas dalam lingkup kerja-kerja tupoksi dewan. Hal ini perlu kami pertegas agar dewan dapat hati-hati dalam menyikapi setiap dinamika yang terjadi, terutama ketika berhadapan dengan mitra kerja. Hindari tindakan-tindakan premanisme dalam menjalankan tugas dan jabatan,” jelas MTA.”Bagaimana pun dinamika yang terjadi, semua kita harus tetap tenang dan bijak dalam bersikap dan bertindak,” sambungnya.[Detik Sumut]