Acehvoice.net – Amerika Serikat (AS) mengirimkan peringatan keras kepada Iran untuk menghentikan program nuklirnya atau menghadapi konsekuensi yang lebih berat. Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, menegaskan bahwa Washington bertekad untuk “mengubur” ambisi nuklir Iran sepenuhnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Waltz dalam wawancaranya dengan CBS News, pada Minggu (23/3/2025). Ia mengatakan, “Iran harus menghentikan program nuklirnya dengan cara yang dapat dilihat oleh dunia internasional.” AS menekankan bahwa langkah-langkah drastis akan diambil jika Iran tidak menunjukkan niat baik untuk menghentikan pengembangan senjata nuklir.
Menurut Waltz, Presiden Donald Trump telah mengonfirmasi bahwa semua opsi, termasuk yang lebih keras, tersedia untuk menanggulangi potensi ancaman dari program nuklir Iran.
“Seperti yang telah disampaikan Trump, hal ini akan segera terjadi. Semua opsi tersedia, dan sudah saatnya bagi Iran untuk sepenuhnya mengakhiri keinginannya untuk memiliki senjata nuklir,” lanjut Waltz.
Sementara itu, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menambahkan bahwa meskipun AS tegas dalam sikapnya, mereka juga membuka peluang untuk dialog dengan Iran. Witkoff mengatakan bahwa diplomasi adalah alternatif yang lebih diutamakan, namun AS siap mengambil langkah lebih tegas jika pembicaraan tidak membuahkan hasil.
“Kami tidak perlu menyelesaikan masalah ini dengan cara militer,” kata Witkoff dalam wawancaranya dengan Fox News. “Kami mengajak Iran untuk duduk bersama, berdialog, dan mencari solusi bersama. Jika ini tidak berhasil, alternatif lainnya bukanlah pilihan yang baik.”
Selain itu, Presiden Donald Trump diketahui telah mengirim surat langsung kepada Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, untuk membahas kemungkinan kesepakatan nuklir baru. Trump berharap diplomasi dapat menjadi jalan keluar dari ketegangan yang semakin memanas terkait program nuklir Iran.
Sejak 2018, hubungan antara AS dan Iran memburuk setelah Presiden Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir 2015, yang dikenal dengan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Ketegangan semakin meningkat setelah Iran mulai melanggar batasan yang ditetapkan dalam kesepakatan tersebut.
Iran sendiri telah berulang kali menegaskan bahwa program nuklir mereka untuk tujuan damai dan tidak berniat mengembangkan senjata nuklir. Namun, klaim ini sering kali dipertanyakan oleh negara-negara Barat, yang khawatir Iran bisa mengubah program nuklirnya untuk tujuan militer.
Krisis ini menambah ketegangan di kawasan Timur Tengah, dengan banyak pihak yang khawatir bahwa ketegangan antara AS dan Iran bisa memicu konflik lebih luas di kawasan tersebut. Meski begitu, beberapa diplomat internasional juga mengingatkan bahwa satu-satunya jalan menuju resolusi damai adalah melalui negosiasi yang jujur dan transparan antara kedua negara.
Sementara itu, banyak pihak menunggu langkah berikutnya dari AS dan Iran terkait masalah ini. Dunia internasional berharap kedua negara dapat mencapai kesepakatan yang mengurangi ketegangan dan memastikan bahwa program nuklir Iran tidak akan mengarah pada ancaman yang lebih besar bagi stabilitas global.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun AS tetap terbuka untuk diplomasi, mereka menunjukkan bahwa tekanan akan terus berlanjut hingga Iran sepenuhnya menghentikan ambisi nuklirnya.