Acehvoice.net, Aceh Besar – Dalam upaya meningkatkan keterampilan komunikasi dan literasi digital untuk menangkal hoaks seputar imunisasi, Puskesmas Lhoknga berkolaborasi dengan Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) mengadakan kegiatan Training of Communicator (ToC) dan Workshop Literasi Digital pada Senin, 4 November 2024. Kegiatan yang berlangsung di aula Puskesmas Lhoknga ini dihadiri oleh 50 peserta, terdiri dari dokter, bidan, perawat, dan kader desa.
Kegiatan ini dimulai dengan pengantar mengenai teknik Komunikasi Antarpribadi (KAP) yang disampaikan oleh dr. Imam Maulana, alumni Training of Trainers (ToT) KAP dari UNICEF Indonesia. Dalam sambutannya, dr. Imam menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dalam mendukung edukasi kesehatan masyarakat. “Teknik KAP memungkinkan tenaga kesehatan berkomunikasi dengan lebih empatik dan interaktif, sehingga informasi yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat,” ujarnya.
Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius terkait penyebaran hoaks kesehatan, termasuk isu imunisasi. Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hoaks kesehatan adalah salah satu kategori informasi yang paling sering tersebar di media sosial. Pada tahun 2023, Kominfo mencatat ribuan kasus hoaks, di mana informasi keliru tentang vaksin dan imunisasi cukup dominan. Hoaks ini dapat menimbulkan keraguan di masyarakat, yang pada gilirannya mempengaruhi partisipasi mereka dalam program imunisasi.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada tahun 2022 mengalami peningkatan, namun masih menghadapi tantangan di beberapa daerah. Secara nasional, cakupan imunisasi dasar mencapai sekitar 84 persen, tetapi masih di bawah target yang ditetapkan sebesar 90 persen. Di Aceh, tantangan cakupan imunisasi lebih signifikan, dengan angka yang masih di bawah rata-rata nasional. Di beberapa kabupaten, cakupan imunisasi dasar bahkan berada di bawah 70 persen. Penyebaran informasi yang salah dan kurangnya akses terhadap informasi yang akurat menjadi beberapa faktor penyebabnya.
Sesi edukasi tentang imunisasi berbasis KAP serta permainan edukatif dipandu oleh Ulfa Zahra Sisca dan Nadia Wulandari, S.T., keduanya adalah alumni ToC KAP Imunisasi UNICEF Indonesia. Peserta diperkenalkan dengan metode permainan edukatif untuk menyampaikan informasi tentang imunisasi dengan cara yang menyenangkan. “Melalui permainan dan nyanyian, pesan-pesan kesehatan bisa lebih diterima oleh masyarakat,” kata Nadia, menekankan pentingnya pendekatan yang interaktif dan menarik.
Materi mengenai literasi digital untuk menangkal hoaks disampaikan oleh dr. Imam Maulana. “Hoaks seputar imunisasi tidak hanya merugikan secara individu tetapi juga berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat terhadap program kesehatan pemerintah. Oleh karena itu, tenaga dan kader kesehatan perlu dibekali dengan keterampilan literasi digital yang memadai,” tegas dr. Imam.
Ia juga menjelaskan ciri-ciri informasi hoaks, seperti mengaduk perasaan, meminta diviralkan, dan memiliki tata bahasa yang buruk. Jika peserta menemukan informasi dengan ciri-ciri tersebut, dr. Imam menyarankan untuk tenang dan melakukan tabayyun, yaitu cek dan ricek. “Jika beritanya dari media sosial, bisa dengan mudah dicek di Google, cukup ketik kata kunci + cek fakta,” jelasnya.
Herawati, seorang kader desa yang ikut dalam pelatihan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat membuka wawasan. “Kini, kami lebih percaya diri untuk menyampaikan informasi imunisasi yang benar dan meluruskan informasi yang salah di masyarakat,” ungkapnya. Pernyataan ini mencerminkan dampak positif dari pelatihan yang diadakan.
Kepala Puskesmas Lhoknga, dr. Bunaiya, juga memberikan apresiasi terhadap kolaborasi dengan GEN-A. “Kami sangat mengapresiasi pelatihan ini sebagai langkah nyata untuk memperkuat peran tenaga dan kader kesehatan dalam meningkatkan cakupan imunisasi dan menangkal hoaks yang meresahkan masyarakat,” jelasnya.
Imam Maulana, yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif GEN-A, menegaskan pentingnya peran tenaga kesehatan dan kader desa dalam mencapai target imunisasi nasional. “Keterlibatan aktif tenaga kesehatan dan kader desa dalam edukasi yang benar dapat mendukung peningkatan cakupan imunisasi dan melawan disinformasi. Kami berharap pelatihan ini dapat memperkuat komitmen dan kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan tersebut,” tutupnya.
Dengan suksesnya kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat menjadi agen perubahan yang tangguh dalam menyebarkan informasi positif seputar imunisasi dan menepis hoaks di komunitas masing-masing. Melalui pelatihan ini, Puskesmas Lhoknga dan GEN-A berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan komunikasi dan literasi digital tenaga kesehatan demi kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Pelatihan semacam ini menjadi sangat penting, terutama di era informasi yang cepat seperti sekarang, di mana hoaks dapat dengan mudah menyebar dan mempengaruhi opini publik. Dengan keterampilan yang didapat, tenaga kesehatan diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat mengenai imunisasi.