Acehvoice.net – Bupati Pidie periode 2017-2022, Roni Ahmad meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Teungku Chik di Tiro, Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh, Sabtu (27/4/2024). Pria yang akrab disapa Abusyik ini wafat dalam usia 55 tahun akibat sakit.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pidie, Mulyadi Nurdin, Lc, MH mengatakan bahwa Abusyik meninggal dini hari tadi sekitar pukul 02.30 WIB dalam perawatan di rumah sakit milik Pemkab Pidie.
“Minggu lalu sempat dirawat juga di RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh,” kata Mulyadi
Menurut Mulyadi, jenazah Abusyik sudah dipulangkan ke rumah duka dan rencananya langsung dimakamkam hari ini.
“Jenazah akan dimakamkan pagi ini di kampung beliau di Gampong Puuk, Kecamatan Delima, Pidie,” kata Mulyadi yang juga mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh.
Roni Ahmad alias Abu Syik merupakan mantan Wakil Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Pidie. Sejak muda, Roni bergabung dalam perjuangan Aceh Merdeka yang diproklamasikan oleh Hasan Tiro.
Roni pernah mendapatkan pelatihan militer di Tajoura, Libya pada 1987-1988. Hasan Tiro kala itu mengirim pemuda-pemuda Aceh untuk dilatih secara militer di Libya guna memperkuat perjuangannnya melawan pemerintah Indonesia.
Usai ikut pendidikan militer di Libya, Roni bersama para pemuda lainnya kembali ke Aceh lalu bergerilya melawan Indonesia. Dalam kalangan GAM, Roni biasa dipanggil dengan nama “Abusyik”.
Seletah tsunami melanda Aceh pada akhir 2004, GAM dan pemerintah Indonesia meneken MoU damai di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005, GAM mengubah pola perjuangannya dari perlawanan militer ke politik.
Banyak kombatan GAM mencalonkan diri jadi anggota legistlatif maupun kepala daerah.
Roni alias Abusyik ikut nyalon di Pilkada Pidie 2027 berpasangan dengan Fadhullah TM Daud. Pasangan yang maju lewat jalur independen itu akhirnya menang.
Abusyik kemudian dilantik menjadi Bupati ke 23 Pidie, kabupaten yang dulu jadi pusat lahirnya GAM dan banyak kaum intelektual serta pengusaha di Aceh berasal dari daerah ini.
Abusyik dulu dikenal sebagai bupati yang nyentrik. Ia sering mengenakan peci merah, bicara ceplas-ceplos, dan humoris.
Jika banyak kepala daerah suka mobil dinas mewah, Roni berbeda. Ia justru meilik mobil minibus Toyota Hiace yang memiliki 16 kursi sebagai mobil dinasnya.