Oleh: Rini Safitri, S.Pd (Aktivis Perempuan dan Guru Sekolah)
Acehvoice.net- Pada tahun 2025, mutu pendidikan di Provinsi Aceh menunjukkan tren positif meskipun masih menghadapi tantangan signifikan. Indeks Standar Pelayanan Minimal (SPM) mencapai 70,67, menempatkan Aceh dalam kategori “Tuntas Pratama”. Namun, hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tahun 2024 mengungkapkan bahwa akuntabilitas peningkatan mutu pendidikan di Aceh masih jauh dari optimal, dengan rendahnya penerapan Kurikulum Merdeka di tingkat SMA.
Tantangan Infrastruktur dan Akses Pendidikan
Meskipun ada peningkatan, tantangan besar masih ada, terutama dalam hal infrastruktur dan akses pendidikan di daerah terpencil. Banyak sekolah di daerah pedalaman yang kekurangan fasilitas dasar seperti ruang kelas yang memadai, perpustakaan, dan sanitasi yang layak. Selain itu, akses transportasi yang buruk dan keterbatasan tenaga pendidik di daerah terpencil memperburuk kondisi ini, mengakibatkan tingginya angka putus sekolah dan kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Implementasi Kurikulum Merdeka yang Belum Optimal
Hasil audit BPKP tahun 2024 menunjukkan bahwa dari 542 SMA di Aceh, hanya 146 sekolah (26,98%) yang menerapkan Kurikulum Merdeka secara penuh, sementara di tingkat SMK, 94,14% telah mengimplementasikannya. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam penerapan kurikulum di jenjang pendidikan menengah .
Pengelolaan Anggaran yang Kurang Optimal
Pengelolaan anggaran pendidikan yang kurang optimal dapat menghambat pelaksanaan program-program peningkatan kualitas pendidikan, seperti pelatihan guru dan perbaikan fasilitas pendidikan lainnya. BPKP mencatat bahwa dari 22 kegiatan dengan anggaran Rp 282,26 miliar, implementasinya tidak tepat sasaran untuk menyelesaikan isu kewilayahan di Aceh .
Peran Pelajar Islam Indonesia (PII) Aceh
Dalam konteks ini, peran Pelajar Islam Indonesia (PII) Provinsi Aceh, khususnya melalui Ketua I Bidang Kaderisasi PW PII Aceh, Rini Safitri, S.Pd., sangat krusial. PII memiliki andil dalam menjaga kualitas pendidikan di Aceh dengan mengedepankan nilai-nilai Islam dalam proses pendidikan. Melalui kegiatan kaderisasi, PII berupaya membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga kuat dalam karakter dan akhlak.
Peran aktif PII dalam menjawab tantangan ini sangat penting, baik melalui peningkatan kualitas kader, advokasi kebijakan pendidikan, maupun kerja sama dengan berbagai pihak terkait. PII Aceh aktif berkontribusi melalui berbagai program dan kegiatan yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan. Salah satu inisiatif penting adalah pelaksanaan Leadership Basic Training (LBT) yang bertujuan untuk membentuk karakter dan kepemimpinan pelajar. Kegiatan ini tidak hanya menekankan pada aspek intelektual, tetapi juga pada nilai-nilai keislaman, etika, dan keterampilan komunikasi publik.
Harapan ke Depan
Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, PII diharapkan dapat terus berkontribusi dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan di Aceh, sehingga menghasilkan generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan masa depan.