Acehvoice.net, Aceh Tamiang – Jumlah pengungsi korban banjir di Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, masih mencatatkan angka yang mengkhawatirkan, yaitu mencapai 2.000 jiwa. Tingginya angka pengungsi ini menjadi tantangan serius, terutama karena stok bahan pangan yang tersedia hanya cukup untuk dua hari ke depan.
Kepala Dinas Sosial Aceh Tamiang, Zulfiqar, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengaktifkan dapur umum di Pos Damkar Seruway. Pos ini berfungsi sebagai pusat pengungsian dan dapur umum induk untuk menyediakan makanan bagi para korban banjir.
“Ini semacam dapur umum induk. Di beberapa titik, ada masyarakat yang membuka dapur umum sendiri, tetapi bahan pangan tetap berasal dari dapur umum induk,” ungkap Zulfiqar saat ditemui di posko pengungsian pada Rabu (16/10/2024).
Setiap hari, Dinas Sosial harus menyediakan makanan untuk lebih dari 2.000 pengungsi. Zulfiqar mengidentifikasi Peukanseruway dan Muka Subgaikuruk sebagai wilayah dengan kondisi terparah, di mana jumlah pengungsi sangat tinggi. “Kami menyiapkan makanan tiga kali sehari untuk mereka,” tambahnya.
Namun, Zulfiqar juga mengungkapkan tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan. Sebagian besar bahan pangan diperoleh dengan cara berutang, mengingat Dinas Sosial tidak memiliki stok atau anggaran saat musibah terjadi.
“Kurang lebih sudah utang Rp 100 juta. Kami dibantu oleh Bulog dengan dua ton beras, serta dukungan dari BUMN, BUMD, dan swadaya masyarakat,” jelasnya.
Meski bantuan sudah mulai mengalir, Zulfiqar memperkirakan stok bahan pangan yang ada saat ini hanya akan bertahan selama dua hari ke depan. Sementara itu, kondisi banjir di Seruway belum ada kepastian kapan akan berakhir.
Zulfiqar juga meminta perhatian dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Aceh Tamiang untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi.
“Tolong lihat saudara kita yang sedang kesusahan. Tidak ada salahnya memberi bantuan sedikit untuk mereka,” harapnya.
Dengan situasi yang semakin mendesak, harapan akan dukungan dari berbagai pihak sangat diantisipasi untuk meringankan beban pengungsi banjir di Seruway.