Acehvoice.net – Pemerintah Aceh Melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menunaikan janjinya untuk memugar makam Pocut Meurah Intan di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah.
Sebagaimana diketahui, pemugaran makam pahlawan Pocut Meurah Intan sudah direncanakan sejak tahun lalu saat delegasi Pemerintah Aceh berkunjung ke Blora.
“Alhamdulillah pemugaran makam pahlawan Aceh, Pocut Meurah Intan di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, telah selesai dan terlaksana dengan baik berkat kerja sama antara Pemerintah Aceh dengan Pemkab Blora,” ujar Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal, Rabu, 9 Agustus 2023.
Almuniza menuturkan, pemugaran dilakukan guna menjaga dan upaya melestarikan bukti sejarah, serta untuk menciptakan kenyamanan bagi peziarah ke makam Pocut Meurah Intan, pejuang asal Aceh yang sangat berjasa mempertahankan kemerdekaan NKRI.
Oleh karena ini, Kadisbudpar Aceh berharap dengan selesai pemugaran ini dapat meningkatkan fungsi makam sebagai sarana penanaman nilai kepahlawanan bagi generasi penerus, sekaligus menjadi sarana edukasi dan religi, serta mengambil segala hikmah dari perjuangan Pocut Meurah Intan.
“Situs cagar budaya atau makam pahlawan harus dijaga dan dirawat kelestariannya sehingga menjadi warisan anak cucu kita kelak, karena bangsa yang hebat adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya,” ucapnya.
Mengenal Pocut Meurah Intan. Pocut Meurah Biheu atau yang lebih dikenal dengan nama Pocut Meurah Intan merupakan seorang putri dari keluarga bangsawan pada masa Kesultanan Aceh.
Beliau memiliki peran penting dalam melawan penjajah Belanda di wilayah Aceh. Ayahnya bernama Keujureun Biheu dan menjabat sebagai Ulee Balang atau kepala pemerintahan di kerajaan tersebut.
Arahan sang ayah memberikan pengaruh sangat besar bagi Pocut Meurah Intan pada masa perjuangan.Dalam catatan Belanda, Pocut Meurah Intan termasuk salah seorang tokoh dari kalangan bangsawan Aceh yang dianggap paling anti terhadap penjajahan Belanda.
Pada masa itu, Pocut Meurah Intan juga menunjukkan keberanian dan keteguhan hati dalam mempertahankan kemerdekaan dan integritas masyarakat Aceh terhadap kolonialisme Belanda.Dengan sikap tersebut, Beliau mampu mengkoordinasikan perlawanan untuk mengusir pasukan Belanda yang ingin menguasai Aceh.
Di akhir hayatnya, Pocut Meurah Intan dipaksa menjalani masa pengasingan oleh Pemerintah Belanda. Ia dijadikan tahanan politik dan akhirnya diasingkan ke Blora, Jawa Tengah.
Selama bertahun-tahun Pocut Meurah Intan menjalani masa pengasingan yang cukup sulit meskipun terpisah dari tanah kelahirannya. Dia tetap teguh dalam keyakinan dan semangat perjuangannya untuk bangsa Aceh.
Saat ini nama Pocut Meurah Intan juga disematkan untuk taman hutan raya (Tahura) yang berada di antara perbatasan Kabupaten Pidie dan Aceh Besar di pegunungan Seulawah.
Kisah patriotik pejuang perempuan asal Aceh itu turut menjadi perhatian Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Saat berziarah ke makam Pocut Meurah Intan, Ganjar menyatakan niatnya akan memperjuangkan dan mengusulkan mendiang Pocut Meurah Intan sebagai pahlawan nasional kepada Pemerintah Pusat. []