Tak Adil, Ribuan Anak Yatim Banda Aceh Menangis Lihat Pj Walikota Hanya Belanja Untuk 9 Orang
Acehvoice.net – Praktek pencitraan diri berlebihan atau disebut lebay terus berlanjut dilakukan oleh Pj Walikota Bakri Siddiq. Padahal sebagai seorang penjabat kepala daerah semestinya lebih fokus kepada tugas dan tanggung jawab yang telah diamanahkan pemerintah pusat sebagaimana harapan rakyat, bukan malah sibuk mencitrakan diri.
“Jika dulunya Pj Walikota Bakri Siddiq mencitrakan diri dengan syariat islam, seakan-akan menunjukkan diri sebagai orang paling serius dalam membela syariat islam. Namun pada kenyataannya, fakta menunjukkan pada saat Banda Aceh pelanggaran syariat islam semakin merajalela, pergaulan bebas semakin dan pelanggaran syariat tak serius ditindaklanjuti, sehingga Banda Aceh mencatat rekor sebagai daerah dengan kasus HIV/AIDS meningkat signifikan dari sebelumnya dibawah 10 kasus tiap tahunnya menjadi 198 kasus pada awal 2023. Hal itu membuktikan pencitraan yang dilakukan tak sesuai dengan kenyataan dan kebijakannya,”ungkap koordinator Gerakan Muda Aceh (GeMA), Muhammad Jasdy, Senin 17 April 2023 malam.
Setelah terbukti gagal dengan pencitraan di bidang syariat islam, Bakri juga mencoba mencitrakan diri dengan program halusinasi seperti rencana pembangunan fly over di berbagai ruas jalan hingga program oto ring road.
Namun lagi-lagi hal itu terbantahkan karena memang tak logis dilakukan karena membutuhkan puluhan bahkan ratusan milyar untuk fly over yang diwacanakan dan triliunan rupiah untuk program oto ring road.
Jelas-jelas program-program tersebut tak logis dilaksanakan ditengah kondisi fiskal daerah dan fiskal negara saat ini.”Sungguh aneh, Bakri Siddiq sibuk mencitrakan diri dengan hal yang tak sesuai dengan fakta sesungguhnya sehingga sebagai Penjabat Kepala Daerah yang SK nya hanya 1(satu)tahun malah terkesan mengada-ada.
Padahal banyak hal lebih penting yang lebih penting dilakukan mulai tata kelola pemerintahan semakin berantakan di bawah kepemimpinan Bakri Siddiq, inflasi kian memprihatinkan dan selalu berada diatas rata-rata nasional, kondisi ekonomi masyarakat semakin sulit, hutang yang ditimbulkan oleh kebijakan Bakri Siddiq dikhabarkan mencapai 86 Milyar Rupiah pada akhir tahun 2022, dan berbagai persoalan daerah yang terkesan diabaikan,” ujar pria yang akrab disapa Jhon Jasdi itu.
Entah apa yang dipikirkan oleh Pj Walikota satu ini, seakan-akan pencitraan itu tak ada habis-habisnya. Bahkan di bulan ramadhan ketika Bakri Siddiq belanja beberapa nasi bungkus sahur di warung pun dibikin seakan sahur bersama masyarakat.
Setelah mendapat protes masyarakat di medsos akhirnya Pj Walikota Banda Aceh itu terpaksa harus benar-benar ikut sahur di rumah masyarakat untuk menutupi malunya.Ternyata, lanjut Jhon Jasdi, kebiasaan Bakri Siddiq mencitrakan diri juga tak berhenti. Ketika keuchik Lamteumen Timur mendapat empati publik karena berbalanja baju lebaran untuk 62 orang anak yatim, Bakri Siddiq mulai mencoba mencitrakan diri dengan gebrakan sosial serupa.
“Tapi sungguh disayangkan, jumlah anak yatim yang dibantu beli baju lebarannya ternyata hanya 9 orang diantara ribuan anak yang ada di Banda Aceh, sementara seorang keuchik saja mampu membeli pakaian lebaran untuk 62 orang anak yatim.
Tentunya ini menjadi gambaran perbandingan bagi masyarakat Banda Aceh di tengah kondisi ekonomi yang sulit, yang mana yang benar-benar membantu yang mana yang hanya bertujuan untuk membangun pencitraan diri berlebihan,”ujarnya.
Tindakan Bakri Siddiq yang menggadang-gadangkan hal itu sebagai kepeduliannya dalam memimpin justru terkesan tak adil dan bahkan menimbulkan cela baru bagi dirinya.
“Tak adilkan, ribuan anak yatim di Banda Aceh menangis melihat Pj Walikota hanya belanja pakaian baru untuk 9 orang saja sementara didengung-dengungkan sebagai bentuk kepeduliannya hingga memasang pariwara tentang kegiatan tersebut yang nilainya diperkirakan lebih besar dari anggaran untuk membantu 9 orang anak yatim. Padahal seorang keuchik Lamteumen Timur saja mampu membelikan baju lebaran bahkan untuk 62 orang, seharusnya sebagai kepala daerah bisa lebih dari itu jika memang benar-benar peduli,” beber Jhon Jasdi.
Perbandingan lainnya, Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh dengan dukungan dari para tokoh mulai dari dirut BAS hingga mantan walikota Banda Aceh mampu menyantuni anak yatim sebanyak 30 orang per titik dengan jumlah 120 orang di 4 titik.
“Kenapa Pj Walikota yang mengelola uang negara justru hanya mampu memebeli pakaian lebaran untuk 9 orang anak yatim saja. Ini sungguh menyedihkan dan tak wajar jika itu dijadikan bahan pencitraan karena malah justru malah terkesan memalukan. Kita juga tidak tahu kenapa seorang Pj Kepala Daerah seperti Bakri Siddiq terus fokus kepada pencitraan dirinya padahal terkesan berlebihan bahkan tak sesuai dengan kenyataan, atau jangan-jangan isu Bakri Siddiq ingin maju pilkada 2024 benar adanya, jika benar maka Bakri Siddiq sebagai ASN dan penjabat kepala daerah sudah jelas-jelas melanggar amanah yang disampaikan oleh Mendagri,” katanya.
Bahkan, Pj Walikota Banda Aceh terkesan berhasil dibuai dan dibodohi oleh bagian prokopim/humas pemko. “Jadi wajar saja, karena sudah terbuai akhirnya sibuk dengan pencitraan belaka walaupun justru malah memalukan karena tak sesuai dengan kenyataannya,”demikian kata Jhon Jasdi.[Rilis]