Oleh: Satria Ferdi Juliansyah mahasiswa UIN Ar-Raniry jurusan Psikologi
Acehvoice.net – Memasuki era digital yang serba terhubung, kehidupan generasi Z tidak dapat dipisahkan dari penggunaan teknologi dan media sosial. Kemudahan akses informasi dan beragam fitur hiburan di genggaman telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas kaum muda saat ini.
Namun, di balik kemajuan teknologi, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi berkaitan dengan kesehatan mental mereka.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media digital yang berlebihan pada remaja dan dewasa muda dapat memicu permasalahan psikologis, seperti kecemasan, depresi, rendah diri, dan bahkan kecanduan.
Tekanan untuk selalu tampil sempurna di dunia maya juga turut memberikan beban mental yang signifikan. Sayangnya, banyak dari generasi Z yang belum memahami pentingnya menjaga kesehatan mental di era digital ini.
Melihat kondisi tersebut, sudah saatnya kita bersama-sama berupaya membudayakan literasi kesehatan mental di kalangan generasi Z. Literasi yang dimaksud tidak hanya sekadar pemahaman dasar, melainkan kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola kondisi mental secara komprehensif.
Hal ini penting dilakukan agar kaum muda dapat memiliki kesadaran dan keterampilan yang memadai untuk menjaga kesejahteraan psikologis mereka di tengah derasnya arus digitalisasi.
Upaya pertama yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pemahaman generasi Z tentang konsep kesehatan mental yang lebih luas.
Selama ini, mereka kerap menyamakan kesehatan mental hanya dengan tidak adanya gangguan psikologis. Padahal, kesehatan mental mencakup kemampuan seseorang untuk menikmati hidup, beradaptasi dengan perubahan, serta mengelola stres dan tantangan sehari-hari.
Dengan pemahaman yang lebih komprehensif, diharapkan generasi Z dapat memiliki kesadaran yang lebih baik untuk merawat dan memperkuat kondisi mental mereka.
Selain itu, pemahaman yang tepat dapat membantu mereka untuk lebih terbuka dalam mengakui dan mencari bantuan ketika mengalami permasalahan kesehatan mental.
Upaya selanjutnya adalah membudayakan literasi kesehatan mental harus ditempuh melalui peningkatan literasi digital di kalangan generasi Z.
Kemampuan berpikir kritis, mengelola informasi, serta menyaring konten yang sehat secara digital menjadi sangat penting untuk menghindari dampak negatif penggunaan media sosial.
Generasi Z perlu dibekali dengan keterampilan menggunakan teknologi secara bijak, seperti mampu mengatur waktu penggunaan, mencari sumber informasi yang terpercaya, serta mengembangkan strategi manajemen diri di dunia digital. Dengan begitu, mereka dapat meminimalisir risiko terhadap kesehatan mental akibat penggunaan media sosial yang berlebihan.
Tak kalah penting, upaya membudayakan literasi kesehatan mental juga harus didukung oleh peran aktif keluarga, sekolah/perguruan tinggi, dan lingkungan sosial. Orang tua dapat memulai dengan membangun komunikasi yang terbuka dan mendukung terkait isu kesehatan mental.
Sementara itu, pihak sekolah/perguruan tinggi dapat mengintegrasikan materi pembelajaran dan kegiatan yang mendorong pemahaman serta keterampilan manajemen diri bagi siswa maupun mahasiswa.
Kemudian masyarakat secara luas juga perlu untuk menghapus stigma negatif terhadap permasalahan kesehatan mental. Upaya ini penting agar generasi Z merasa aman dan nyaman untuk mengakui masalah yang mereka hadapi, serta tidak ragu untuk meminta bantuan profesional jika diperlukan.
Membudayakan literasi kesehatan mental di kalangan generasi Z merupakan sebuah keniscayaan di era digital saat ini.
Dengan pemahaman yang komprehensif serta keterampilan digital yang mumpuni, diharapkan kaum muda dapat memiliki ketangguhan psikologis untuk menjaga kesejahteraan mental mereka di tengah derasnya arus perubahan.
Upaya ini akan menjadi pondasi bagi terbentuknya generasi Z yang sehat dan produktif di masa depan.