Acehvoice.net, Banda Aceh – Ayah Din alias Toke Kerupuk, yang merupakan orang dekat Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al Haythar, memastikan bahwa tokoh perdamaian Aceh tersebut dalam keadaan sehat. Hal ini disampaikan Ayah Din menanggapi beredarnya kabar bohong mengenai meninggalnya Malik Mahmud Al Haythar atau yang akrab disapa Pak Malek.
Melalui Acehvoice pada Minggu, 8 Desember 2024, Ayah Din menegaskan bahwa informasi yang menyebutkan Pak Malek telah meninggal dunia adalah kabar yang tidak benar. “Kita doakan agar Pak Malek sehat dan tetap bersama kita membangun Aceh,” ujar Ayah Din. Dia juga menghimbau agar masyarakat tidak termakan oleh isu negatif yang sengaja disebarluaskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kabar yang menyebar luas di media sosial dan pesan berantai itu membuat banyak pihak terkejut, mengingat Pak Malek adalah tokoh penting dalam sejarah perdamaian Aceh. Ayah Din menekankan bahwa isu tersebut tidak hanya salah, tetapi juga berpotensi menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Malik Mahmud Al Haythar, lahir pada 29 Maret 1939, adalah sosok yang sangat dihormati dalam sejarah Aceh, khususnya dalam proses perdamaian yang mengakhiri konflik berkepanjangan di provinsi ini. Pak Malek adalah salah satu penandatangan Perjanjian Damai Helsinki pada 15 Agustus 2005, yang ditandatangani oleh perwakilan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia. Hingga kini, Pak Malek adalah satu-satunya penandatangan perjanjian tersebut yang masih hidup.
Selain peranannya dalam perjanjian damai, Pak Malek juga dikenal sebagai Perdana Menteri GAM pada periode 2002 hingga 2005. Setelah itu, pada 2 November 2012, ia dilantik sebagai Wali Nanggroe Aceh dengan gelar Al-Mukarram Maulana Al-Mudabbir Al-Malik, sebuah posisi yang menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh di Aceh.
Pak Malek lahir dari keluarga yang memiliki latar belakang kuat di dunia bisnis dan politik. Ayahnya, Haji Mahmud Haytar, adalah seorang pengusaha sukses asal Aceh yang pindah ke Singapura untuk menghindari penangkapan oleh Tentara Indonesia karena keterlibatannya dalam Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Haji Mahmud dikenal sebagai tokoh yang sangat kaya dan memiliki tanah di Singapura.
Haji Mahmud juga dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam pergerakan Darul Islam Aceh dan memiliki hubungan dekat dengan sejumlah tokoh penting seperti Teungku Ilyas Leube dan Teungku Daud Beureueh. Di Singapura, Haji Mahmud juga dijuluki “Ayah Aceh” oleh masyarakat setempat, terutama karena peranannya dalam melindungi orang Aceh yang melarikan diri dari kerusuhan rasial di Singapura.
Masyarakat Aceh diimbau untuk tidak terpengaruh oleh kabar bohong yang beredar mengenai kesehatan Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haythar. Ayah Din menegaskan bahwa Pak Malek dalam keadaan sehat dan tetap berkomitmen untuk terus membangun Aceh. Proses perdamaian yang telah dilalui Aceh bersama tokoh-tokoh seperti Pak Malek harus dihargai dan dijaga, termasuk dengan menghindari penyebaran informasi yang tidak benar.
Dengan semangat untuk menjaga keharmonisan dan membangun Aceh, masyarakat diharapkan dapat mendukung tokoh-tokoh yang telah berkontribusi besar dalam perdamaian Aceh dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu negatif yang dapat merusak kedamaian yang telah dicapai.