Acehvoice.net, Banda Aceh – Senator Aceh dan anggota MPR RI, Azhari Cage, menyampaikan apresiasi mendalam atas terselenggaranya acara UNESCO IOC Global Tsunami Symposium ke-2 yang diadakan di Balee Meuseuraya Aceh (BMA) pada Senin, 11 November 2024. Acara ini menjadi momen penting dalam mengenang tragedi tsunami yang mengguncang Aceh pada tahun 2004, yang meninggalkan luka mendalam namun juga menginspirasi semangat kebangkitan dan solidaritas global.
Azhari Cage mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada masyarakat internasional, duta besar, organisasi non-pemerintah (NGO), serta seluruh pihak yang telah memberikan bantuan material dan moril kepada Aceh pasca-tsunami.
“Saya berterima kasih kepada dunia internasional, para duta besar, NGO, dan masyarakat internasional atas bantuan yang diberikan. Ini menjadi tanda bahwa Aceh tidak pernah sendiri dalam bencana ini,” ujar Azhari Cage dengan penuh rasa syukur.
Azhari Cage juga menekankan bahwa meskipun musibah tsunami 2004 membawa duka mendalam, namun bencana tersebut juga menjadi awal dari perdamaian bagi Aceh. Tsunami, menurut Azhari, berperan besar dalam mengakhiri konflik panjang antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Republik Indonesia.
“Kini Aceh aman dan damai, siap menerima tamu dari berbagai negara dengan jaminan keamanan yang terjamin,” tambahnya.
UNESCO IOC Global Tsunami Symposium ke-2 di Aceh ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala BMKG Prof. Ir Dwikorika Karnawati, MSc, PhD, Sekretaris Eksekutif IOC-UNESCO Mr. Vider Elgesen, serta Kepala Unit Tsunami UNESCO-IOC Mr. Bernardo Aliaga. Tak kalah penting, hadir juga Pj Gubernur Aceh Dr. Safrizal ZA, Pj Wali Kota Banda Aceh Ade Surya, Kapolda Aceh, Pangdam Iskandar Muda, serta pejabat tinggi lainnya dari berbagai instansi.
Acara ini juga diramaikan oleh kehadiran para duta besar dari berbagai negara sahabat seperti Australia, Seychelles, Bangladesh, Brunei Darussalam, dan sejumlah perwakilan internasional lainnya. Tak hanya itu, acara ini turut dihadiri oleh akademisi, perwakilan BNPB, serta berbagai tamu undangan dari dunia internasional.
Dalam sambutannya, Azhari Cage juga mengajak para tamu internasional untuk menikmati kekayaan kuliner Aceh yang terkenal, seperti ayam pramugari, ayam tangkap, sie reuboh, kuah beulangong, dan mie Razali.
“Kami di Aceh, meskipun menerapkan syariat Islam, sangat menjunjung tinggi toleransi beragama dan tidak pernah mengganggu agama lain dalam beribadah,” ungkap Azhari Cage, menekankan nilai-nilai toleransi yang dijunjung tinggi di Aceh.
Azhari Cage juga menyampaikan harapan agar masyarakat internasional menyampaikan hal-hal positif tentang Aceh dan mendorong dukungan serta kerja sama dengan Pemerintah Aceh dalam berbagai sektor pembangunan.
“Welcome to Aceh. Terima kasih atas kedatangannya, dan selamat menikmati wisata serta kuliner Aceh,” tutup Azhari Cage dalam sambutannya, yang menunjukkan betapa Aceh kini telah berubah menjadi provinsi yang aman, damai, dan terbuka bagi dunia internasional.