Acehvoice.net – Rupiah kembali melemah pada Jumat (4/5/2025), menyentuh level Rp17.000 per dolar AS dalam perdagangan DNDF di pasar valas. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan bahwa sejumlah faktor fundamental berkontribusi pada pelemahan mata uang Indonesia ini.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi penurunan rupiah adalah rilis data tenaga kerja dari Amerika Serikat, yang lebih baik dari ekspektasi dan data sebelumnya.
“Data tenaga kerja AS lebih kuat dari prediksi, yang memberikan dampak positif bagi dolar AS,” ujar Ibrahim.
Selain itu, pernyataan The Federal Reserve (The Fed) pada Jumat malam menegaskan bahwa mereka belum akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang masih belum stabil, inflasi yang tinggi, serta dampak dari perang dagang yang terus berlangsung.
Sebelumnya, pasar memperkirakan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali, total 75 basis poin, namun kemungkinan tersebut kini dianggap semakin kecil. Penguatan dolar AS ini langsung berdampak pada nilai tukar rupiah yang kembali tertekan.
Selain faktor ekonomi Amerika Serikat, Ibrahim juga menyoroti kondisi geopolitik yang semakin mempengaruhi pasar global. Konflik yang sedang berlangsung di Gaza akibat serangan Israel dan ketegangan antara Rusia dan Ukraina turut memperburuk situasi.
Kedua peristiwa tersebut memicu ketidakpastian di pasar keuangan internasional, yang turut mempengaruhi pergerakan mata uang, termasuk rupiah.
Di sisi domestik, meskipun Bank Indonesia telah melakukan intervensi pasar dengan triple intervention, Ibrahim meragukan dampak signifikan dari langkah tersebut. Ia memprediksi bahwa pada pembukaan pasar hari Senin, rupiah kemungkinan akan menembus level Rp17.050 per dolar AS.
Pelemahan rupiah ini mencerminkan tantangan besar bagi ekonomi Indonesia yang masih berusaha mengatasi dampak dari faktor eksternal. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu terus memantau perkembangan global dan menyesuaikan kebijakan untuk menjaga stabilitas mata uang dan ekonomi nasional.