Acehvoice.net – Banda Aceh, Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Aceh melaporkan perkembangan signifikan dalam penggunaan sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di daerah tersebut. Hingga saat ini, jumlah pengguna QRIS di Aceh telah mencapai 598 ribu. Ini menunjukkan pertumbuhan yang pesat dalam adopsi teknologi pembayaran digital di provinsi tersebut.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Hertha Bastiawan, menyampaikan informasi ini di sela-sela acara peningkatan kapasitas bertema “Transformasi Sistem Pembayaran Menuju 2030” yang diselenggarakan di Kota Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (23/08/2024). Dalam kesempatan tersebut, Bastiawan mengungkapkan bahwa jumlah pengguna QRIS di Aceh hampir mencapai target 652 ribu yang ditetapkan untuk akhir tahun 2024.
Hertha Bastiawan mengungkapkan optimisme mengenai pencapaian target pengguna QRIS. “Saat ini, pengguna QRIS di Aceh telah mencapai 598 ribu. Target kami adalah 652 ribu pengguna hingga akhir tahun ini, dan kami yakin target ini dapat tercapai,” ujar Bastiawan. Pertumbuhan pengguna QRIS ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam adopsi sistem pembayaran digital di Aceh, yang sebelumnya masih mengalami keterlambatan dalam penggunaan teknologi pembayaran.
Selain itu, volume transaksi QRIS di Aceh juga menunjukkan perkembangan positif. Hingga saat ini, volume transaksi yang tercatat mencapai 9,34 juta, dari target yang ditetapkan sebesar 10,2 juta transaksi untuk tahun 2024. Volume transaksi yang terus meningkat ini mencerminkan semakin populernya QRIS sebagai metode pembayaran di Aceh.
Hertha Bastiawan menekankan pentingnya peran acara besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut dalam mendorong pertumbuhan transaksi QRIS. “PON XXI yang akan digelar pada September mendatang di Aceh diharapkan dapat menjadi pemacu peningkatan transaksi QRIS. Kami yakin acara besar seperti ini akan memberikan dorongan tambahan bagi pencapaian target transaksi yang telah ditetapkan,” ungkapnya. PON XXI diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat dan wisatawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan penggunaan QRIS dalam transaksi sehari-hari.
Bank Indonesia Aceh juga terus berupaya meningkatkan jumlah pengguna QRIS di daerah tersebut. Upaya ini tidak hanya terfokus pada daerah urban tetapi juga wilayah yang menerapkan sistem ekonomi syariah, di mana QRIS diharapkan dapat berperan penting dalam integrasi sistem pembayaran digital.
Dalam upaya untuk memperkuat struktur sistem pembayaran di Indonesia, Bank Indonesia baru-baru ini meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030. Ini merupakan kelanjutan dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. BSPI 2030 dirancang untuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital dalam kerangka yang lebih konsolidatif dan berdaya tahan.
“Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030 akan menjadi panduan strategis untuk membangun ekosistem pembayaran yang lebih modern, inklusif, dan aman. Ini juga akan memastikan bahwa fungsi bank sentral dalam pengedaran uang, kebijakan moneter, dan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga dengan baik,” jelas Bastiawan.
BSPI 2030 akan fokus pada pengembangan sistem pembayaran yang lebih efisien, aman, dan inklusif, mendukung transformasi digital dalam sektor keuangan. Blueprint ini diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi pembayaran digital di seluruh Indonesia, termasuk di Aceh, serta memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat mengakses dan memanfaatkan sistem pembayaran yang lebih canggih.
Dengan semua upaya ini, Bank Indonesia berharap dapat mendorong penggunaan QRIS lebih luas di Aceh, mempercepat pencapaian target yang ditetapkan, dan mendukung perkembangan sistem pembayaran digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan.