Acehvoice.net, Banda Aceh – Pencegahan perundungan atau bullying di lingkungan pendidikan anak usia dini, seperti Raudhatul Athfal (RA), menjadi perhatian penting bagi banyak pihak. Bullying, yang sering terjadi dalam bentuk verbal dan kognitif, dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan anak jika tidak segera ditangani.
Isramiwati, Kepala RA Nurul Falah di Meulaboh, Aceh Barat, menjelaskan bahwa upaya pencegahan bullying memerlukan keterlibatan aktif dari semua pihak yang berkompeten, termasuk pendidik, orang tua, dan instansi terkait.
“Seluruh stakeholder harus terlibat demi mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi anak-anak,” Kata Isramiwati, Kepala RA Nurul Falah di Meulaboh. .
Dengan kolaborasi yang solid, diharapkan muncul role model dalam pembelajaran anti-bullying yang dapat diterapkan secara luas di berbagai institusi pendidikan. Baru-baru ini, Isramiwati meraih juara pertama dalam program anti-bullying tingkat provinsi yang diadakan oleh PW IGRA Provinsi Aceh. Prestasi ini membawa Isramiwati terpilih sebagai perwakilan Aceh dalam program anti-bullying tingkat nasional yang diselenggarakan oleh PP IGRA Pusat pada Jumat (25/10/2024).
Kontes ini diikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia yang mempresentasikan program anti-bullying melalui makalah masing-masing. Dalam acara yang dilaksanakan secara daring, peserta dinilai oleh tiga pakar anti-bullying terkemuka, yaitu Prof. Dr. Susanto, Euis Susilowati MPd, dan Nova Indriati MSi. Penilaian berlangsung penuh mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai, dengan fokus pada strategi pencegahan bullying yang efektif di lingkungan RA.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh, H. Abrar ZYM MH, memberikan apresiasi dan dukungannya terhadap prestasi Isramiwati.
“Kami bangga dan berdoa semoga perwakilan dari Aceh bisa meraih hasil terbaik pada ajang ini di tingkat nasional,” ujar Abrar ZYM MH.
Dukungan ini diharapkan dapat memberikan semangat bagi Aceh untuk menjadi contoh dalam menerapkan program anti-bullying di seluruh institusi pendidikan anak usia dini.
Dengan adanya upaya komprehensif dari berbagai pihak dan program yang berkesinambungan, diharapkan lingkungan pendidikan bagi anak-anak di usia dini dapat menjadi tempat yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan mereka secara holistik. Penerapan program anti-bullying yang efektif tidak hanya membantu mencegah perilaku bullying, tetapi juga menciptakan budaya saling menghormati dan mendukung di kalangan anak-anak.
Seiring dengan pencapaian Isramiwati, penting bagi lembaga pendidikan lainnya untuk mengikuti jejaknya dalam mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan bullying. Hal ini menjadi krusial agar semua anak dapat menikmati pengalaman belajar yang positif tanpa adanya rasa takut atau ancaman dari teman sebaya mereka.
Mewujudkan lingkungan pendidikan yang bebas dari bullying bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan kolaborasi semua pihak, hal ini sangat mungkin dicapai. Keterlibatan orang tua, pendidik, dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan generasi yang lebih baik, lebih empatik, dan lebih siap menghadapi tantangan masa depan.