Acehvoice.net. Aceh Utara – Perjuangan gigih Cut Nyak Meutia, pahlawan nasional asal Aceh, kembali diingat dan dihormati. Pada Minggu, 3 November 2024, Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui Korem 011 Lilawangsa melakukan pemugaran makam Cut Nyak Meutia di Gampong Alue Rime, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara. Pemugaran ini bertujuan untuk menghormati jasa-jasa Cut Nyak Meutia yang berperan penting dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda pada awal abad ke-20.
Cut Nyak Meutia, putri kelima dari pasangan Teuku Ben Daud Pirak dan Cut Jah, dikenal sebagai ahli strategi perang yang cerdas dan berani. Beliau gugur pada 24 Oktober 1910 setelah bertempur melawan penjajah Belanda di medan pertempuran yang penuh tantangan. Hingga saat ini, makamnya menjadi tempat ziarah bagi banyak orang yang ingin mengenang perjuangan Srikandi Aceh ini.
Jejak Perjuangan di Hutan Belantara
Perjalanan menuju makam Cut Nyak Meutia tidak mudah. Gemercik aliran sungai dan suara alam menyambut para pengunjung yang melintasi hutan belantara Aceh Utara. Dengan jalan yang terjal dan sulit diakses, perjalanan menuju makam memerlukan ketekunan dan kesabaran. Pengunjung harus menempuh jarak lebih dari dua kilometer dengan sepeda motor trail atau mobil double cabin, karena jalan menuju makam baru saja dibuka.
Setelah lebih kurang tiga jam perjalanan dari pusat kota Lhokseumawe, para peziarah tiba di lokasi makam yang terletak di tengah hutan lindung Aceh Utara. Mereka bisa langsung berdoa dan memberikan penghormatan kepada Cut Nyak Meutia di makam yang penuh sejarah ini. Namun, sebelum pemugaran dilakukan, makam tersebut tidak menggambarkan dengan layak sosok pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Kondisi Makam Sebelumnya
Sebelum pemugaran, kondisi makam Cut Nyak Meutia sangat memprihatinkan. Makam tersebut hanya ditutupi kain putih yang sering kali digunakan oleh orang-orang yang melepaskan nazar. Tidak ada fasilitas atau perawatan yang memadai di sekitar makam. Tidak ada galeri, museum, atau informasi mengenai riwayat hidup Cut Nyak Meutia yang seharusnya ada di makam pahlawan nasional.
Pemugaran Makam oleh TNI
Melihat kondisi makam yang tidak sesuai dengan statusnya sebagai pahlawan nasional, Kolonel Infanteri Ali Imran, Komandan Korem 011 Lilawangsa, memerintahkan pasukannya untuk melakukan pemugaran. Pemugaran makam ini bertujuan agar makam Cut Nyak Meutia menjadi tempat yang layak dihormati dan dikenal oleh masyarakat luas, khususnya generasi muda. Pemugaran dilakukan atas perintah Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Niko Fahrizal, untuk memperbaiki kondisi makam dan membangun fasilitas yang diperlukan.
“Sejak awal saya melihat kondisi makam ini, saya merasa sangat prihatin. Makam pahlawan nasional seharusnya memiliki fasilitas yang layak, seperti plaza tempat upacara, galeri atau museum yang memuat sejarah perjuangannya, dan fasilitas umum seperti musala dan toilet. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk memugar makam ini,” ujar Kolonel Ali Imran.
Pembangunan Fasilitas Pendukung
Selain melakukan pemugaran makam, TNI juga berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk membuka akses jalan yang lebih baik menuju makam Cut Nyak Meutia. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, yang juga merupakan putra asli Aceh, turut berperan dalam membantu pembangunan infrastruktur di sekitar makam. Melalui koordinasi ini, diharapkan jalan menuju makam menjadi lebih mudah diakses oleh peziarah, serta pemasangan arus listrik dari PLN dan pembangunan BTS (Base Transceiver Station) untuk memastikan ketersediaan jaringan telekomunikasi di kawasan tersebut.
Harapan untuk Generasi Muda
Pemugaran makam Cut Nyak Meutia juga bertujuan untuk mengenalkan perjuangan pahlawan Aceh ini kepada generasi muda, terutama yang tidak pernah merasakan langsung dampak dari perjuangan kemerdekaan. Kolonel Ali Imran berharap makam tersebut bisa menjadi tempat ziarah yang menginspirasi, mengingatkan generasi muda akan perjuangan gigih para pahlawan, khususnya Cut Nyak Meutia, yang berjuang di hutan belantara untuk meraih kemerdekaan.
“Melalui pemugaran ini, kami ingin generasi muda mengetahui nilai-nilai perjuangan Cut Nyak Meutia. Makam ini harus menjadi tempat yang bisa menginspirasi dan mengingatkan kita semua tentang pengorbanan yang dilakukan para pahlawan kita,” tambah Ali Imran.
Peningkatan Akses dan Keamanan
Dengan adanya pemugaran makam dan pembangunan fasilitas pendukung, diharapkan makam Cut Nyak Meutia dapat lebih mudah dikunjungi oleh masyarakat, baik dari dalam maupun luar Aceh. Muda Wali, penjaga makam yang sudah bertugas sejak 2011, menyatakan bahwa sejak akses jalan menuju makam dibuka pada tahun 2020, jumlah peziarah yang datang semakin meningkat. Sebelumnya, pengunjung hanya datang sekali-sekali, namun kini rombongan dari berbagai daerah sering datang untuk berziarah.
Muda Wali juga mengingatkan kepada para peziarah agar tidak bersikap takabur atau riya saat mengunjungi makam. Ia menyarankan agar pengunjung tetap menjaga kesopanan dan kehormatan saat berada di tempat yang penuh makna sejarah ini.
Pemugaran makam Cut Nyak Meutia adalah langkah penting dalam menghormati perjuangan pahlawan nasional Aceh. Dengan dukungan TNI, pemerintah daerah, dan pihak terkait, diharapkan makam ini bisa menjadi tempat yang layak untuk mengenang jasa-jasa Cut Nyak Meutia, serta memberikan akses yang lebih baik bagi peziarah yang ingin mengunjungi situs bersejarah ini. Pemugaran ini juga diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk terus menghargai perjuangan para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia.