Acehvoice.net – Banda Aceh, Sejak satu bulan terakhir, harga kakao kering di Kabupaten Lebak, Banten, telah mengalami lonjakan yang signifikan. Harga kakao kini mencapai Rp110 ribu per kilogram, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga sebelumnya yang hanya Rp60 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini memberikan dampak positif bagi ekonomi petani lokal, meningkatkan pendapatan mereka secara substansial.
Ahmad, seorang petani berusia 60 tahun dari Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, mengungkapkan rasa lega atas kenaikan harga kakao ini. “Kami merasa lega setelah harga kakao kering mencapai Rp110 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya Rp60 ribu per kilogram,” ujarnya pada Minggu.
Ahmad melaporkan bahwa produksi kakao miliknya minggu lalu terjual kepada penampung dari Lampung sebanyak 50 kilogram. Dengan harga Rp110 ribu per kilogram, total pendapatan yang diperoleh Ahmad mencapai Rp5,5 juta. “Saat ini, kami masih menjemur kakao yang belum terjual sebanyak 30 kilogram,” tambahnya.
Suhaeri, petani berusia 58 tahun dari Kabupaten Lebak, juga merasakan manfaat dari kenaikan harga kakao. Dia menjelaskan, “Kami sangat senang karena harga kakao kering naik menjadi Rp110 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp60 ribu. Kenaikan harga ini jelas mendorong pendapatan petani meningkat dan membantu ekonomi keluarga kami.”
Suhaeri mengungkapkan bahwa dirinya berhasil menjual kakao kering sebanyak 2 kuintal atau 200 kilogram dengan harga baru tersebut, yang menghasilkan total pendapatan sebesar Rp22 juta. Kenaikan harga kakao memberikan dorongan besar bagi petani untuk meningkatkan produksi dan pendapatan mereka.
Samsudin, seorang penampung kakao dari Lampung, mengatakan bahwa ia dan rekannya berkeliling ke petani kakao di Kabupaten Lebak untuk membeli kakao kering dengan harga Rp110 ribu per kilogram. “Semua kakao kering ini akan kami bawa ke Lampung dengan total mencapai 8 ton,” ungkap Samsudin.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menjelaskan bahwa produksi kakao di daerah tersebut mencapai 2.280 ton dari lahan seluas 5.752 hektare. Pemerintah daerah mengimbau para petani untuk meningkatkan produksi kakao, karena hal ini dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat setempat.
“Kami berharap pengembangan tanaman kakao di Kabupaten Lebak dapat menjadikannya sebagai sentra unggulan, sehingga bisa meminimalisasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Deni Iskandar.
Dengan kenaikan harga kakao kering yang signifikan ini, diharapkan akan ada dampak positif yang berkelanjutan bagi para petani di Kabupaten Lebak, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara keseluruhan.